MODUL PEMBELAJARAN ANIMASI
Disusun Oeh : MUSTHOFA ASFI HANI, S.Sn
1.
Pengertian Animasi
Animasi
berasal dari bahasa inggris: animated,
to animate, animated, yang artinya,menghidupkan atau menggerakkan.dari tampilan
gambar animasi bisa berwujud gambar realis atau berupa gambar kartun. Animasi
merupakan rangkaian gambar dari beberapa keyframe.
Gambar diantara keyframe yang
membuat mata kita menangkap gerakan yang halus disebut dengan inbetween.
Keinginan manusia untuk membuat gambar yang dapat melukiskan gerak sudah dapat
terlihat sejak pra sejarah.lukisan dinding yang terdapat di Spanyol dan
Prancis,dibuat 30.000 tahun yang lalu memperlihatkan binatang yang berlari,
kesan gerak didapat dengan menumpukkan gambar kaki binatang tersebut sehingga
jumlah kaki terlihat 6-8. Dalam relief Candi Borobudur, juga diperlihatkan
bagaimana sang budha bergerak dengan cara digambar berulang-ulang dalam sebuah
relief.
2.
Sejarah Animasi
Film Animasi adalah membuat benda mati seolah- olah menjadi benda yang hidup.
pembuatan film animasi secara
manual yaitu dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang
bergerak. Sebelum adanya film animasi bentuk animasi tertua diperkirakan adalah
wayang kulit. Karena pada pagelaran wayang memenuhi semua elemen animasi
seperti layar (background), gambar yang
bergerak, dialog dan ilustrasi musik yang mengiringi. Animasi mulai berkembang
sekitar abad ke-18 di Amerika. Pada saat itu teknik stop motion animation
(pengambilan gambar dengan cara satu per satu) banyak disenangi. Teknik ini
menggunakan serangkaian gambar diam/frame yang dirangkai menjadi satu dan
menimbulkan kesan seolah-olah gambar tersebut bergerak. Teknik ini sangat
sulit, membutuhkan waktu, juga biaya yang banyak. Karena untuk menciptakan
animasi selama satu dektik saja, kita membutuhkan sebanyak 12-24 frame gambar
diam.bisa kita Bayangkan jika film animasi itu berdurasi satu jam bahkan
lebih. J. Stuart Blackton adalah orang Amerika pertama yang menjadi
pionir dalam menggunakan teknik stop motion animation. film yang telah
diciptakannya dengan menggunakan teknik ini adalah The Enchanted Drawing
(1900) dan Humorous Phases of Funny Faces (1906).
3.
Perkembangan Animasi Dunia
Setelah
teknologi komputer berkembang, maka bermunculan film animasi yang dibuat
dengan teknologi komputer. Animasi itu macam-macam jenisnya: Animasi 2 Dimensi
(2D) dan Animasi 3Dimensi (3D). Untuk animasi 2D dibuat dari pengolahan tangan
dan diedit di komputer dengan menggunakan 2D bitmap graphics atau 2D vector
graphics. Sedangkan 3D lebih kompleks lagi karena pembuatan langsung melalui
komputer dan menambahkan berbagai efek di dalamnya seperti efek percahayaan,
air dan api, dan sebagainya. Animasi 2D maupun 3D merupakan suatu tehnik yang
banyak sekali digunakan dalam dunia film dewasa ini, baik sebagai bagian dari
film live maupun sebagai film animasi itu sendiri. Tokoh yang dianggap berjasa
besar mengembangkan film animasi adalah
Walt Disney. Walt Disney banyak menghasilkan karya fenomenal seperti: Mickey
Mouse, Donald Duck, Pinokio, Putri Salju, dan lainnya. Walt Disney pulalah yang
pertama membuat film animasi bersuara. Yakni, film
Mickey Mouse yang diputar perdana di Steamboat Willie di Colony Theatre, New
York pada 18 November 1928. Walt Disney juga menciptakan animasi berwarna
pertama yakni, Flower and Trees yang diproduksi Silly Symphonies di tahun 1932.
Sedangakan film animasi cerita panjang yang pertama kali dibuat Walt
Disney adalah Snow White and Seven Dwarts (1937), yang dengan dilanjutkan
karya-karya film lainnya seperti Pinocchio, Bambi, Dumbo dan Alice in
wonderland. Sebenarnya pada masa tersebut dinegara-negara lainnya seperti
didaratan Eropa animasi juga berkembang akan tetapi tidak hanya dalam bentuk
animasi gambar / cel saja, seperti animasi boneka, objek atau animasi silhouet
hingga animasi cut-out (animasi potongan kertas). Akan tetapi fenomena
kecanggihan animasi cel-nya Disney pada saat itu telah menyebar keseluruh
dunia, keberhasilan Disney dalam dunia animasi dikarenakan adanya
inovasi-inovasi didalamnya, seperti inovasi dalam tata suara, kamera, warna,
efek gerak dan tehniknya. Sehingga karya-karya Disney tampil unik dan menarik
hingga kini. Karya-karya terakhir yang beberapa waktu berselang masih kita
apresiasi seperti: Hercules, Beauty and the beast, Mulan, Toy Story, Dinosour,
dll. Dari karya-karyanya yang terakhir ini studio Disney dalam proses
produksinya sudah banyak memasukkan unsur teknologi computer (digital). Bahkan
dalam dua karya terakhirnya seperti,’toy story’dan’dinosaur’secara keseluruhan
ditampilkan dengan kekuatan program animasi 3 dimensinya bekerjasama denga
Pixar Studio.
4.
Pengaruh dan Perkembangan Animasi
Jepang
Film animasi merambah pula ke
negara-negara Asia, Jepang juga telah mengambangkan film animasi sejak tahun
1913 dimana pada waktu itu dilakukan First Experiments in Animation oleh Shimokawa
Bokoten, Koichi Junichi dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Selanjutnya,
animasi di Jepang mengikuti pula perkembangan animasi di Amerika Serikat
seperti dalam hal penambahan suara dan warna. Dalam perkembangan lainnya, kedua
negara ini banyak bersaing dalam pembuatan animasi. Amerika dikenal dengan
animasinya yang menggunakan teknologi yang canggih dan kadang simpel. Sedangkan
animasi Jepang mempunyai jalan cerita yang menarik dan karakter yang unik.
Hadirnya tokoh-tokoh animasi kartun jepang,memberi suasana berbeda terhadap
alternatif film-film animasi yang telah ada sebelumnya seperti: Akira, Chinmi,
Pokemon, Dragon Ball, Sailor Moon, Sinchan, hingga Doraemon dll.
Sebenarnya keberhasilan flm-film
animasi jepang tak lepas dari perjalanan sejarah komiknya, lewat
komik-komiknya karakter tokoh-tokoh dalam film animasi jepang lebih dahulu
diperkenalkan kepada masyarakat dunia.keberhasilan dalam komik memberikan bahan
bagi animator-animator jepang untuk menuangkannya kedalam film animasi. Animasi
jepang awalnya lebih banyak dikonsumsi dalam format video dan TV, baru kemudian
film-film animasi disajikan dalam format layar lebar, tapi dibandingkan dengan
karya film-film dari barat masih sedikit film animasi jepang yang
diangkat kedalam format layar lebar, sehingga mungkin inilah faktor yang
mengakibatkan lambatnya film animasi jepang bersaing dengan film animasi
dari Amerika.
Berikut adalah daftar film animasi
televisi jepang :
1. Doraemon (diciptakan oleh: Fujiko
F. Fujio, tahun 1969 )
2. Ninja Hattori ( diciptakan
oleh: Fujiko F.Fujio, tahun1964-1968 dan 1981-1988 )
3. Digimon (dirilis oleh
Perusahaan Bandai pada 26 Juni 1997 )
4. Dragon Ball ( diciptakan oleh
Akira Toriyama, tahun 1984 -1995)
5. Death Note (ditulis oleh:
Tsugumi Ohba dan ilustrasi oleh:Takeshi Obata )
6. One Piece ( diterbitkan pada
tahun 1997 )
7. Hugo Chara ( karya duo wanita bernama Peach
dan Pit )
8. Inuyasha(ditulis dan diilustrasikan oleh
Rumiko Takahashi)
9. Bleach anime ( disutradarai: Noriyuki
Abe dan diproduksi oleh TokyoTV, Dentsu )
10. Eyeshield 21 ( karya
Riichiro Inagaki dan Yuusuke Murata ), dll.
5.
Perkembangan Animasi di Indonesia
Perkembangan animasi di
Indonesia diawali pada tahun 1980an, dengan diproduksinya film animasi televise
pertama “ Si Huma “ yang diproduksi oleh PPFN (Pusat Produksi Film Negara). Si
Huma adalah sebuah karakter anak yang menjadi idiom anak Indonesia asli,
menceritakan keberagaman tingkah laku dan keluguan anak, dikaitkan dengan norma
yang berlaku dalam masyarakat di Indonesia. Sayangnya karena biaya produksi
animasi 2D Si Huma terlalu mahal, maka hanya dapat diselesaikan dalam beberapa
episode saja. Kemudian pada era selanjutnya perkembangan animasi di Indonesia
dengan munculnya dan kecanggihan teknologi digital, perkembangan animasi banyak
di dominasi oleh kalangan anak muda. Tercatat beberapa karya di hasilkan baik
animasi 2D maupun 3D, seperti: Homeland (3D), Gundala (2D), Animasi Seri Cerita
Rakyat (2D), dll. Di Indonesia banyak dan bahkan ada beberapa studio yang telah membuat animasi lisensi luar Negeri
yang dikerjakan oleh tenaga animator lokal atau dengan kalimat lain, Indonesia
sudah lama terkenal hanya sebagai tempat produksi industri film animasi, baik
dari Jepang,
Amerika dan beberapa Negara di Eropa. Data AINAKI (Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia)
mencatat nama-nama studio animasi Indonesia, diantaranya adalah: Frozzty
Entertainment, Dreamlight
Animation, Tunas
Pakar Integraha, Castle
Production, CAM
Solution, DreamTooN, Mirage, Pustaka
Lebah, Jogjakartun,
Animacity Jogjakarta, Kasatmata Studio, Mrico, Animad
Studio, Jelly
Fish, Bulakartun, Griya
Studio, Bening
Studio, ADBstudio Asiana
Wang Animation, Bintang Jenaka Cartoon Film, Red
Rocket, Infinite Frameworks Studios Batam, Animotion
Academy , Sianima
Animation, Lakon Animasi, dan lain-lain.
Langkah Pembuatan Film Animasi.
1. Penyampaian Ide Cerita
Ini adalah langkah paling awal dalam pembuatan film animasi.
Pencetus ide menyampaikan idenya kepada tim pengembang. Nantinya, ide itu bakal
dikaji segala kemungkinannya. Termasuk prospek jualannya. Kira-kira bakal laku
nggak? Bagian yang paling sulit adalah meyakinkan audiens bahwa ide ini bagus
dan bisa dijual.
2. Pecatatan Ide Cerita
Kemudian jika sudah lolos dari tahap pertama, inti dari ide cerita itu akan dibuat menjadi semacam dokumen. Biasanya, ide ini akan diolah dan dikembangkan sedemikian rupa. Tujuannya untuk melihat semua kemungkinan menyangkut kreasi yang akan dibuat oleh bagian pengembang.
3. Pembuatan Storyboard
Begitu ide cerita selesai dicatat dan dikembangin, dibuatlah storyboard. Storyboard adalah proses penggambaran dengan cara manual, persis seperti di buku komik. Nantinya akan digunakan sebagai patokan gerakan dan dialog yang akan dibuat dalam film animasi. Setiap pembuat storyboard akan menerima skrip, di dalamnya ada keterangan tentang karakter tokoh yang akan dibuat yang harus tampak dalam gerakan tokoh tersebut.
4. Perekaman Suara
Begitu storyboard selesai dibuat, pengisian suara sementara untuk storyboard pun direkam. Ini cuma buat guide saja, untuk mempermudah pembuatan animasi. Nantinya, suara-suara ini bakal digantikan dengan pengisi suara/dubber profesional yang dikontrak untuk mengisi suara karakter yang telah diciptakan.
5. Pembuatan Rol Film
Rol adalah sebuah rekaman video yang menghasilkan setiap sekuen storyboard yang sudah jadi. Video ini tidak dilengkapi dengan penjelasan jalan ceritanya. Rol ini merupakan tahapan penting untuk meloloskan sebuah sekuen.
6. Penciptaan Tampilan
Berdasarkan storyboard, proses kreatif serta hasil kerja tim pengembang, pekerjaan dilanjutkan oleh unit seni. Di bagian ini, bakal dibuat gambaran dunia serta karakter-karakternya. Mereka juga membuat gambar set, tampilan visual, serta warna-warna yang bakal dipakai. Termasuk pencahayaan agar terkesan lebih nyata.
7. Pembuatan Model
Dari situ, karakter-karakter film akan dibuatkan patung modelnya secara hand made. Acuannya adalah dari hasil kerja unit seni. Selanjutnya akan di-scan dengan teknik tiga dimensi atau bisa juga langsung dibuatkan model 3D nya di komputer. Selanjutnya tugas animator untuk membuat karakter bergerak.
2. Pecatatan Ide Cerita
Kemudian jika sudah lolos dari tahap pertama, inti dari ide cerita itu akan dibuat menjadi semacam dokumen. Biasanya, ide ini akan diolah dan dikembangkan sedemikian rupa. Tujuannya untuk melihat semua kemungkinan menyangkut kreasi yang akan dibuat oleh bagian pengembang.
3. Pembuatan Storyboard
Begitu ide cerita selesai dicatat dan dikembangin, dibuatlah storyboard. Storyboard adalah proses penggambaran dengan cara manual, persis seperti di buku komik. Nantinya akan digunakan sebagai patokan gerakan dan dialog yang akan dibuat dalam film animasi. Setiap pembuat storyboard akan menerima skrip, di dalamnya ada keterangan tentang karakter tokoh yang akan dibuat yang harus tampak dalam gerakan tokoh tersebut.
4. Perekaman Suara
Begitu storyboard selesai dibuat, pengisian suara sementara untuk storyboard pun direkam. Ini cuma buat guide saja, untuk mempermudah pembuatan animasi. Nantinya, suara-suara ini bakal digantikan dengan pengisi suara/dubber profesional yang dikontrak untuk mengisi suara karakter yang telah diciptakan.
5. Pembuatan Rol Film
Rol adalah sebuah rekaman video yang menghasilkan setiap sekuen storyboard yang sudah jadi. Video ini tidak dilengkapi dengan penjelasan jalan ceritanya. Rol ini merupakan tahapan penting untuk meloloskan sebuah sekuen.
6. Penciptaan Tampilan
Berdasarkan storyboard, proses kreatif serta hasil kerja tim pengembang, pekerjaan dilanjutkan oleh unit seni. Di bagian ini, bakal dibuat gambaran dunia serta karakter-karakternya. Mereka juga membuat gambar set, tampilan visual, serta warna-warna yang bakal dipakai. Termasuk pencahayaan agar terkesan lebih nyata.
7. Pembuatan Model
Dari situ, karakter-karakter film akan dibuatkan patung modelnya secara hand made. Acuannya adalah dari hasil kerja unit seni. Selanjutnya akan di-scan dengan teknik tiga dimensi atau bisa juga langsung dibuatkan model 3D nya di komputer. Selanjutnya tugas animator untuk membuat karakter bergerak.
8. Melengkapi Set
Setelah set dibuat secara tiga dimensi, masih harus dilengkapi komponen lain. Contohnya adalah: kursi, tirai bahkan mainan untuk membuat tampilan yang lebih nyata. Pembuat set bekerja dengan pengawasan dari sutradara. Ini untuk memastikan bahwa lingkungan yang dibuat sesuai keinginan sutradara.
9. Penggarapan Scene
Di bagian ini, crew lay out mulai memasukkan karakter-karakter ke dalam set. Tahap ini udah mulai menggunakan kamera untuk menangkap emosi dan inti cerita setiap scenenya.
10. Sentuhan Animasi
Selanjutnya, para animator mengatur gerakan-gerakan serta ekspresi wajah karakter dalam setiap scene.
11. Dimensi Set dan Karakter
Penciptaan dimensi ini terpisah dari permukaan yang akan digarap. Hasilnya berdasarkan model. Sementara tekstur permukaan ditentukan oleh penciptaan dimensi ini.
12. Pencahayaan dan Penyempurnaan Tampilan
Setiap scene digarap seperti layaknya membuat pencahayaan untuk objek tiga dimensi. Ini semua menggunakan pencahayaan digital. Tujuannya untuk menghasilkan nuansa yang sempurna. Penciptaan pencahayaan ini tetap mengambil acuan dari skrip yang dibuat unit seni.
13. Data Komputer di Render:
Rendering adalah mengolah semua komponen. Dalam hal ini set, warna, gerakan karakter dan lain-lain ke dalam satu frame film.
14. Final Touch
Editor mengevaluasi keseluruhan unsur musik yang dimasukan. Termasuk efek-efek suara yang digunakan. Terakhir, frame-frame digital akan direkam ke dalam film. Dan, film animasi pun selesai dibuat.
Setelah set dibuat secara tiga dimensi, masih harus dilengkapi komponen lain. Contohnya adalah: kursi, tirai bahkan mainan untuk membuat tampilan yang lebih nyata. Pembuat set bekerja dengan pengawasan dari sutradara. Ini untuk memastikan bahwa lingkungan yang dibuat sesuai keinginan sutradara.
9. Penggarapan Scene
Di bagian ini, crew lay out mulai memasukkan karakter-karakter ke dalam set. Tahap ini udah mulai menggunakan kamera untuk menangkap emosi dan inti cerita setiap scenenya.
10. Sentuhan Animasi
Selanjutnya, para animator mengatur gerakan-gerakan serta ekspresi wajah karakter dalam setiap scene.
11. Dimensi Set dan Karakter
Penciptaan dimensi ini terpisah dari permukaan yang akan digarap. Hasilnya berdasarkan model. Sementara tekstur permukaan ditentukan oleh penciptaan dimensi ini.
12. Pencahayaan dan Penyempurnaan Tampilan
Setiap scene digarap seperti layaknya membuat pencahayaan untuk objek tiga dimensi. Ini semua menggunakan pencahayaan digital. Tujuannya untuk menghasilkan nuansa yang sempurna. Penciptaan pencahayaan ini tetap mengambil acuan dari skrip yang dibuat unit seni.
13. Data Komputer di Render:
Rendering adalah mengolah semua komponen. Dalam hal ini set, warna, gerakan karakter dan lain-lain ke dalam satu frame film.
14. Final Touch
Editor mengevaluasi keseluruhan unsur musik yang dimasukan. Termasuk efek-efek suara yang digunakan. Terakhir, frame-frame digital akan direkam ke dalam film. Dan, film animasi pun selesai dibuat.
Proses Pembuatan Animasi
Ada dua proses pembuatan film animasi,
diantaranya adalah secara konvensional
dan digital.
Proses secara konvensional sangat membutuhkan dana yang cukup banyak, sedangkan
proses pembuatan digital cukup ringan. Sedangkan untuk hal editing, proses
digital lebih cepat dibandingkan dengan proses konvensional. Tom
Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules mengakui komputer cukup
berperan. “Editing secara konvensional untuk 1 kali revisi memakan waktu 2 hari
sedangkan secara digital hanya memakan waktu berkisar antara 30-45 menit."
Dalam pengisian suara sebuah film dapat dilakukan sebelum atau sesudah filmnya
selesai. Kebanyakan dubbing dilakukan saat film masih dalam proses,
tetapi kadang-kadang seperti dalam animasi Jepang, sulih suara justru dilakukan
setelah filmnya selesai dibuat.
1.
Animasi
2Dimensi
Celluloid (konvensional)
Teknik Celluloid
(kadang-kadang disebut menjadi cell) ini merupakan teknik mendasar dalam
pembuatan film animasi klasik. Setelah gambar mejadi sebuah rangkaian gerakan
maka gambar tersebut akan ditransfer keatas lembaran transparan (plastik) yang
tembus pandang/ sel (cell) dan diwarnai oleh Ink and Paint Departement.
Setelah selesai film tersebut akan direkam dengan kamera
khusus, yaitu multiplane camera di dalam ruangan yang serba hitam. Objek utama yang mengeksploitir
gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan yang statis. Dengan
demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground) dibuat hanya
sekali saja. Cara ini dapat menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak.
- Pra-produksi:
- Konsep,
- Skenario,
- Pembentukan karakter,
- Storyboard,
- Dubbing awal,
- Musik dan sound FX
- Produksi:
- Lay out (Tata letak),
- Key motion (Gerakan kunci/ inti),
- In Between (Gambar yang menghubungkan
antara gambar inti ke gambar inti yang lain)
- Clean Up (Membersihkan gambar dengan
menjiplak)
- Background (Gambar latar belakang),
- Celluloid (Ditransfer keatas plastik
transparan)
- Coloring (Mewarnai dengan tinta dan
cat).
- Post-produksi:
- Composite,
- Camera Shooting (Gambar akan diambil dengan
kamera, dengan mengambil frame demi frame),
- Editing,
- Rendering,
- Pemindahan film kedalam roll
film.
Komputer
Setelah perkembangan teknologi komputer di era 80-an, proses
pembuatan animasi 2 dimensi menjadi lebih mudah. Yang sangat nyata dirasakan
adalah kemudahan dalam proses pembuatan animasi. Untuk penggarapan animasi
sederhana, mulai dari perancangan model hingga pengisian suara/dubbing dapat
dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer. Setiap kesalahan dapat
dikoreksi dengan cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan.
Sementara dengan teknik konvensional, setiap detail kesalahan kadang-kadang
harus diulang kembali dari awal. Proses pembuatan animasi 2Dimensi digital
terdiri dari:
- Pra-produksi:
- Konsep,
- Skenario,
- Pembentukan karakter,
- Storyboard,
- Dubbing awal,
- Musik dan sound FX
- Produksi:
- Lay out (Tata letak),
- Key motion (Gerakan kunci/ inti),
- In Between (Gambar yang menghubungkan
antara gambar inti ke gambar inti yang lain)
- Background (Gambar latar belakang),
- Scanning
- Coloring.
- Post-produksi:
2.
Animasi
3Dimensi
Tiga
Dimensi, biasanya digunakan dalam penanganan grafis. 3D secara umum merujuk
pada kemampuan dari sebuah video card (link). Saat ini video card menggunakan
variasi dari instruksi-instruksi yang ditanamkan dalam video card itu sendiri
(bukan berasal dari software) untuk mencapai hasil grafik yang lebih realistis
dalam memainkan game komputer.
KAMUS ISTILAH DALAM ANIMASI
Beberapa istilah umum yang sering digunakan dalam pembuatan film animasi :
1. Animation (Animasi) :
Adalah rangkaian gambar yang membentuk ilusi gerakan, proses
di mana setiap frame dari sebuah film diproduksi satu per satu. Bisa dalam
bentuk komputer grafis/3D, gambar manual/2D, atau menggunakan sebuah model yang
bisa diubah-ubah/Clay animation.
2. Animation Character (Karakter animasi) :
2. Animation Character (Karakter animasi) :
Adalah satu aspek khusus dalam proses pembuatan animasi. Ini
seperti kita menciptakan mahluk hidup. Salah satu bagian paling sulit adalah
menyangkut penciptaan nuansa, bahasa tubuh, gerakan-gerakan berbeda serta
gerakan mulut. Hal-hal inilah yang akan membuat karakter itu tampak benar-benar
hidup.
3. SFX Animator (Efek khusus animasi) :
3. SFX Animator (Efek khusus animasi) :
Adalah segala sesuatu yang bergerak tapi bukan bagian dari
karakter. Yang masuk kategori ini misalnya, mobil, kereta api, hujan, salju,
api, magic, serta bayangan. Sama seperti karakter yang digarap oleh animator
karakter, efek khusus juga digarap oleh tim special, namanya special effect
animator.
4.
Frame Rate :
Adalah ukuran
kecepatan dalam satu detik ada berapa frame yang digunakan, frame rate selalu
mengacu pada satuan FPS (frame per second).
5.
Key Frame/Key motion :
Adalah
gambar kunci yang menjadi acuan animator untuk membuat gerakan inti dalam
sebuah karya animasi.
6. In Between :
Adalah
rangkaian gambar penghubung dari keyframe yang telah ditentukan, biasanya
digunakan untuk menghaluskan gerakan ataupun untuk mempercepat gerakan
tergantung fps nya.
7.Rendering :
Rendering
adalah proses akhir dari keseluruhan proses animasi komputer. Dalam rendering,
semua data-data yang sudah dimasukkan dalam proses modelling, animasi, Texturing, pencahayaan dengan parameter
tertentu akan diterjemaahkan dalam sebuah bentuk output. Dalam standard PAL
system, resolusi sebuah render adalah 720x576 pixels.
How to build the Great Animation?
1.
Membangun cerita
Dalam proses perencanaan, biasanya mulailah dibuat ide-ide cerita dan storyboard, Ide cerita diekspresikan dalam bentuk sinopsis. Biasanya puluhan hingga ratusan preproduction painting dihasilkan untuk mengeksplorasi kemungkinan cerita. Preproduction painting adalah visualisasi awal cerita. Preproduction painting di Amerika dilakukan satu tim berisi lima hingga sepuluh orang. Dalam dunia anime Jepang terkadang preproduction painting dilakukan beberapa orang.
Dalam proses perencanaan, biasanya mulailah dibuat ide-ide cerita dan storyboard, Ide cerita diekspresikan dalam bentuk sinopsis. Biasanya puluhan hingga ratusan preproduction painting dihasilkan untuk mengeksplorasi kemungkinan cerita. Preproduction painting adalah visualisasi awal cerita. Preproduction painting di Amerika dilakukan satu tim berisi lima hingga sepuluh orang. Dalam dunia anime Jepang terkadang preproduction painting dilakukan beberapa orang.
Berbeda dengan studio animasi di
Amerika, di mana delapan sampai sepuluh orang diundang menjadi storyboard
artist, biasanya di Jepang hanya ada satu orang yang menjadi storyboard artist.
Ia biasanya selalu sinonim dengan sutradara. Biasanya pada saat ini character
designer mulai diberi tugas. Amat jarang ada film seperti Lilo and Stitch di
Amerika. Dalam film tersebut penulis naskah, storyboard artist dan sutradaranya
dirangkap dua orang, Chris Sandres dan Dean Deblois.
Cerita dalam dunia animasi Amerika
selalu berubah. Dikutip dari Head Storyboard Artist untuk Mulan, Chris Sanders,
"Tadinya kami berpikir untuk menjadikan Mulan komedi romantik seperti
Tootsie. Setelah berkali-kali kami coba, tidak ada yang sukses, hingga saya
akhirnya kesal sendiri. Pada akhirnya kami berusaha membuat kepribadiannya
seakurat mungkin dengan versi legenda Cinanya, yaitu menjadikan Mulan sebagai
anak perempuan yang berabdi karena cara lain tidak berhasil. Saya lega atas
perubahan tersebut."
Beberapa karakter setelah ceritanya diedit berulang kali akan dibuang. Contohnya, untuk film Pocahontas, seharusnya ada kalkun bernama Red Feather tetapi ia tidak signifikan sehingga tidak dipakai .Bila tidak ya diubah. "Saya disuruh mendesain lima model ’Mulan’ untuk Mulan", ujar Chen Yi Chang, sang character designer dari film tersebut. "Hal tersebut tidak langsung jadi, melainkan perlahan-lahan sesuai dengan perubahan cerita."
Beberapa karakter setelah ceritanya diedit berulang kali akan dibuang. Contohnya, untuk film Pocahontas, seharusnya ada kalkun bernama Red Feather tetapi ia tidak signifikan sehingga tidak dipakai .Bila tidak ya diubah. "Saya disuruh mendesain lima model ’Mulan’ untuk Mulan", ujar Chen Yi Chang, sang character designer dari film tersebut. "Hal tersebut tidak langsung jadi, melainkan perlahan-lahan sesuai dengan perubahan cerita."
2. Pentingnya "Storyboard"
Biasanya di Amerika dan Jepang ada sebuah sesi bernama story meeting di mana para storyboard artist berkumpul dan membahas sebuah cerita. Dari rapat tersebut akan diputuskan adegan yang paling sesuai. Tidak jarang ada perdebatan hebat di situ.
Storyboard umumnya masih dalam fase yang amat kasar. Tidak jarang dalam sebuah panel storyboard, gambarnya dibuat agak asal-asalan. Storyboard untuk film animasi umumnya terlihat seperti komik. Perbedaannya dengan komik, dalam storyboard masih ada catatan-catatan kecil di sekitar gambar entah untuk diperbaiki atau dipertimbangkan. Tidak jarang, terutama di dunia animasi Amerika, panel demi panel storyboard sebuah film dibentangkan dari ujung satu gedung ke ujung yang lain. Sampai 1984, studio Disney masih melakukan hal ini. Beberapa studio animasi mengambil jalan yang lebih praktis, yaitu membukukan storyboard-storyboard tersebut untuk pegangan tim produksi.
Untuk mengetes efektivitas sebuah storyboard, biasanya diadakan screening Leica Reel. Leica Reel merupakan kumpulan storyboard yang direkam dengan kamera. Yang bagus terlihat di atas kertas, belum tentu bagus di layar bioskop. Itulah alasan diadakannya Leica Reel.
Setelah storyboard dirapatkan dan disepakati, maka proses layout dan animasi dimulai. Layout adalah blueprint dari komposisi sebuah adegan. Ada dua jenis layout, yaitu tonal dan linear. Layout tonal dibuat untuk mengatur daerah sinar dan bayangan sebuah adegan. Sementara itu, layout linear dibuat untuk menggambarkan detail sebuah adegan. Biasanya setelah layout tersebut diberi dan disetujui, maka departemen background akan mengambil alih dan memproduksi versi berwarnanya. Tidak jarang komputer banyak berperan dalam proses ini. Walaupun masih diwarnai dengan tangan, Tom Cardone-anggota tim produksi film animasi Hercules-mengakui komputer cukup berperan. "Kalau dulu, perbaikan sebuah background bisa memakan waktu dua hari. Sekarang, 45 menit pun jadi."
3. Team work
Dalam proses animasi, orang-orang yang dilibatkan tidak sedikit. Ada dua departemen besar, yaitu departemen animasi dan departemen clean-up. Tingkatan jabatan dalam proses tersebut adalah, inbetweener, assistant animator, animator, dan supervising animator. Dalam departemen animasi sendiri masih ada dua bagian, yaitu character animation dan special effects animation. Sudah terlihat dari namanya bahwa character animation ditugaskan menggambar karakter. Sementara itu, spesial efek mengurusi hal-hal seperti menggambarkan rintik hujan, petir, asap, dan lain-lain. Walaupun sudah ada komputer untuk mengurusi hal ini, beberapa studio animasi enggan meninggalkan efek-efek yang digambar dengan tangan. Keuntungan efek yang masih digambar dengan tangan antara lain adalah dimungkinkannya stylization efek, yaitu gambaran efek-efek yang bisa disesuaikan dengan gaya artistik arahan sutradara atau art director film tersebut.
Setelah proses animasi tersebut selesai, masih akan dilakukan proses clean-up. Seperti namanya, clean-up bertugas untuk "membersihkan". Membersihkan? Seperti yang telah disinggung di atas, tingkatan tertinggi dalam pekerjaan meng-animasi adalah supervising animator. Belum tentu para asisten sang supervisor dapat menggambar persis sama seperti gambar sang supervisor. Kerepotan ditambah apabila sang supervising animator punya kebiasaan membuat gambar-gambar yang amat kasar (seperti Glen Keane). Agar di layar bioskop semuanya dapat terlihat rapi jali, maka fungsi petugas clean-up menjadi penting.
Hal ini tidaklah gampang karena mereka harus memperhatikan detail-detail kecil seperti jumlah lekuk rambut (apabila ada) pada sebuah karakter, lipatan-lipatan bajunya, kebersihan kertas dari debu grafit, dan lain-lain. Tidak jarang mereka memakai sarung tangan saking berhati-hatinya. Beberapa orang merasa nama departemen satu ini terlalu merendahkan pentingnya peran para pegawai clean-up. Namun, sampai sekarang belum ada yang dapat mengganti nama tersebut dengan yang lebih baik. Setelah proses clean-up selesai, hasilnya akan ditransfer ke cel dan diwarnai oleh departemen Ink and Paint.
Akhirnya, film tersebut akan direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane camera. Akhir-akhir ini metode yang lebih popuer adalah memproses penggabungan background dan animasi menjadi satu di dalam komputer.
4. Mengisi suara
Sulih suara sebuah film dapat dilakukan sebelum atau sesudah filmnya selesai. Kebanyakan sulih suara dilakukan saat film masih diproses, tetapi terkadang seperti dalam animasi Jepang, sulih suara justru dilakukan setelah filmnya selesai dibuat.
Scoring, atau penataan latar musik film, biasanya dilakukan saat filmnya sudah akan segera selesai produksinya seperti dalam film-film live-action.
Komposer-komposer musik yang melakukan scoring tersebut tidak terikat untuk bekerja selama beberapa tahun, tetapi hanya dalam satu film. Mereka dapat melakukan tiga atau empat proyek sekaligus ketika menggubah musik untuk satu film. Contohnya adalah John Williams, Alan Menken, Danny Elfman, dan Alan Silvestri. Dari Jepang mereka memiliki Yoko Kanno, Jo Hisaishi,Yuki Kajiura, Hajime Mizoguchi, dan Kenji Kawai sebagai komposer andalan mereka.
Sampai saat ini masih tidak jelas seberapa terlibatnya para komposer dalam dunia anime terhadap film-film yang mereka kerjakan. Hayao Miyazaki cukup tergantung kepada komposer langganannya, Joe Hisaishi. Sebelum Jo Hisaishi akan memproduksi full-scoring film-film dari Miyazaki, ia akan memproduksi prototipenya terlebih dahulu yang biasanya digunakan sang maestro sebagai inspirasinya selama bekerja.
Pekerjaan ini bukanlah hal yang mudah. Ada in-joke di studio Disney bahwa bila pekerjaan selesai, semua animator akan berbaring di rumah sakit dalam keadaan koma. Hal ini dikarenakan menjelang deadline kebanyakan mereka akan berada di studio selama berhari-hari dengan kondisi kurang tidur. Beberapa orang pada saat itu hanya akan makan sereal tanpa susu dan bergelas-gelas kopi atau coke.
Selamat berkreasi dengan animasi…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar